Massa Muslim membakar dua gereja di Kairo, menewaskan 12 warga dan 200 warga yang terluka selama bentrokan antara kedua kubu muslim dan Kristen pada Sabtu malam.
Otoritas Militer menangkap 190 orang dan mengirim mereka ke pengadilan militer dengan ancaman hukuman semaksimal mungkin terhadap orang yang menyerang rumah ibadah.
Otoritas Militer menangkap 190 orang dan mengirim mereka ke pengadilan militer dengan ancaman hukuman semaksimal mungkin terhadap orang yang menyerang rumah ibadah.
Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api di sebuah gereja yang dikelilingi oleh warga Muslim yang marah di lingkungan Imbaba, Kairo.
Ini adalah respons militer paling sulit terhadap serangkaian bentrokan antara dua kelompok agama.
Massa Muslim ultrakonservatif menyerang gereja St. Menas yang terletak di Imbaba, sebuah daerah kumuh di Kairo pada Sabtu malam setelah beredar kabar bahwa seorang wanita Kristen menikah dengan seorang pria muslim yang telah diculik.
Penduduk setempat mengatakan gerombolan pemuda bersenjata dengan pisau dan parang secara terpisah menyerang Gereja.
Pemberontakan Mesir selama 18 hari yang berhasil menggulingkan mantan Presiden Hosni Mubarak beberapa bulan lalu telah menumbuhkansemangat persaudaraan langka antara Muslim dan Kristen di Mesir. Setiap kelompok saling melindungi selama sesi doa bersama di Tahrir Square Kairo.
Tetapi dalam bulan-bulan jatuhnya Hosni Mubarak pada 11 Februari, telah terjadi peningkatan tajam ketegangan antara Muslim dan Kristen, sebagian didorong oleh gerakan Islam baru yang dikenal dengan Salafi.
Salafi mencoba untuk menyebarkan versi ultrakonservatif mereka tentang cara hidup umat Islam. Secara khusus, fokus kemarahan mereka pada warga Kristen Mesir, yang jumlahnya 10 persen dari 80 juta penduduk.
Massa Muslim ultrakonservatif menyerang gereja St. Menas yang terletak di Imbaba, sebuah daerah kumuh di Kairo pada Sabtu malam setelah beredar kabar bahwa seorang wanita Kristen menikah dengan seorang pria muslim yang telah diculik.
Penduduk setempat mengatakan gerombolan pemuda bersenjata dengan pisau dan parang secara terpisah menyerang Gereja.
Pemberontakan Mesir selama 18 hari yang berhasil menggulingkan mantan Presiden Hosni Mubarak beberapa bulan lalu telah menumbuhkansemangat persaudaraan langka antara Muslim dan Kristen di Mesir. Setiap kelompok saling melindungi selama sesi doa bersama di Tahrir Square Kairo.
Tetapi dalam bulan-bulan jatuhnya Hosni Mubarak pada 11 Februari, telah terjadi peningkatan tajam ketegangan antara Muslim dan Kristen, sebagian didorong oleh gerakan Islam baru yang dikenal dengan Salafi.
Salafi mencoba untuk menyebarkan versi ultrakonservatif mereka tentang cara hidup umat Islam. Secara khusus, fokus kemarahan mereka pada warga Kristen Mesir, yang jumlahnya 10 persen dari 80 juta penduduk.
Umat Kristen melihat sebuah gereja yang dibakar selama bentrokan antara Muslim dan Kristen di daerah padat penduduk di Imbaba, Kairo
Warga Mesir berkumpul di samping sebuah bangunan milik orang Kristen yang dibakar selama bentrokan antara Muslim dan Kristen di lingkungan Imbaba, Kairo
Kantor berita Mesir mengatakan sedikitnya enam Muslim dan tiga orang Kristen yang tewas dalam bentrokan itu. Tubuh seorang Kristen ditemukan di dalam gereja St. Menas, kata badan itu. Departemen Kesehatan mengatakan 12 warga telah meninggal dan lebih dari 230 luka-luka, setidaknya 11 dari mereka kritis.
Bentrokan itu dimulai pada hari Sabtu sekitar matahari terbenam ketika ada desas-desus bahwa seorang wanita Kristen menikah dengan seorang pria muslim yang diculik dan sedang disekap di dalam gereja.
Berita tersebut tidak pernah dikonfirmasi oleh tokoh agama setempat menyebabkan massa Muslim menuju ke gereja St. Menas dan bentrokan antara kedua kubu pun meletus. Tembakan terdengar di lingkungan sekitar, dan saksi mata mengatakan orang-orang dari atas atap gereja menembak kerumunan orang yang ada di bawah.
Kelompok Muslim menuduh orang Kristen yang memulai serangan, kemudian ratusan warga Muslim dari lingkungan setempat berdatangan. Mereka melemparkan bola api ke rumah-rumah dan toko-toko dan juga ke gereja St. Menas.
Warga mengatakan orang Kristen bersembunyi di dalam gereja. Kelompok Muslim berseru: "Dengan darah dan jiwa kami, kami membela Islam."
Tentara dan polisi berusaha membubarkan massa dengan menembakkan gas air mata dan mengepung gereja setelah api dipadamkan.
Kemudian pada malam yang sama, saksi mengatakan kelompok Muslim terpisah, sebagian besar pemuda bersenjatakan parang dan pisau, pindah ke gereja Virgin Mary yang berada di dekatnya dan juga membakarnya.
Bentrokan itu dimulai pada hari Sabtu sekitar matahari terbenam ketika ada desas-desus bahwa seorang wanita Kristen menikah dengan seorang pria muslim yang diculik dan sedang disekap di dalam gereja.
Berita tersebut tidak pernah dikonfirmasi oleh tokoh agama setempat menyebabkan massa Muslim menuju ke gereja St. Menas dan bentrokan antara kedua kubu pun meletus. Tembakan terdengar di lingkungan sekitar, dan saksi mata mengatakan orang-orang dari atas atap gereja menembak kerumunan orang yang ada di bawah.
Kelompok Muslim menuduh orang Kristen yang memulai serangan, kemudian ratusan warga Muslim dari lingkungan setempat berdatangan. Mereka melemparkan bola api ke rumah-rumah dan toko-toko dan juga ke gereja St. Menas.
Warga mengatakan orang Kristen bersembunyi di dalam gereja. Kelompok Muslim berseru: "Dengan darah dan jiwa kami, kami membela Islam."
Tentara dan polisi berusaha membubarkan massa dengan menembakkan gas air mata dan mengepung gereja setelah api dipadamkan.
Kemudian pada malam yang sama, saksi mengatakan kelompok Muslim terpisah, sebagian besar pemuda bersenjatakan parang dan pisau, pindah ke gereja Virgin Mary yang berada di dekatnya dan juga membakarnya.
Seorang warga Kristen berteriak kepada Menteri Dalam Negeri Mesir, Mansour el-Essawy, di depan sebuah gereja yang dibakar selama bentrokan.
Warga Mesir berkumpul di samping sebuah bangunan milik orang Kristen yang dibakar selama bentrokan.
Massa kemudian tersebar ke jalan-jalan, dan penduduk lokal, termasuk beberapa warga Muslim lingkungan setempat, berusaha untuk memadamkan api. Pada satu titik, mereka berusaha untuk masuk ke dalam masjid tertutup untuk mendapatkan air. Namun massa muda bersenjata dengan pisau melarang mereka.
Dalam kekerasan paling mematikan sejak pemecatan Hosni Mubarak, 13 tewas dalam pertempuran jalanan pada bulan Maret setelah Muslim membakar gereja. Kekerasan itu juga dipicu oleh rumor hubungan cinta antara seorang wanita Muslim dan seorang pria Kristen.
Dan pada Malam Tahun Baru, bom bunuh diri di luar sebuah gereja Coptic di kota pelabuhan Iskandariyah menewaskan 21 orang. Petugas keamanan Mesir menangkap beberapa dari mereka tetapi tidak ada seorangpun dari mereka yang diberi hukuman dalam serangan itu.
Dalam kekerasan paling mematikan sejak pemecatan Hosni Mubarak, 13 tewas dalam pertempuran jalanan pada bulan Maret setelah Muslim membakar gereja. Kekerasan itu juga dipicu oleh rumor hubungan cinta antara seorang wanita Muslim dan seorang pria Kristen.
Dan pada Malam Tahun Baru, bom bunuh diri di luar sebuah gereja Coptic di kota pelabuhan Iskandariyah menewaskan 21 orang. Petugas keamanan Mesir menangkap beberapa dari mereka tetapi tidak ada seorangpun dari mereka yang diberi hukuman dalam serangan itu.
Warga Kristen melihat bagian dalam gereja yang dibakar
Seorang tentara Mesir berdiri di luar gereja yang diserang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar