IOWA — Orang tua mungkin saja resah jika anaknya terlalu lengket dengan telepon genggam. Tetapi tidak dengan Claire, orang tua Kate Moore, 15. Betapa tidak, putrinya itu baru saja memenangkan hadiah USD 50.000 (Rp 509,2 juta) dan telepon genggam baru. Moore baru saja menjadi jawara pengetik SMS tercepat dalam kejuaran nasional mengetik (lewat sms) di Amerika.
Tiba-tiba saja telepon genggam Moore bergetar. Dia berteriak sambil meneteskan air mata. Dia ternyata pemenang sebuah lomba mengetik SMS tercepat nasional di negeri Paman Sam. Dia mampu mengalahkan 20 finalis dari total peserta 250.000 orang dari seluruh penjuru benua Amerika.
“Saya merasa menjadi yang terbaik! Saya amat bangga dengan diriku dan merasa mengagumkan pada apa yang telah kuraih selama ini,” tutur gadis yang berasal dari Des Moines, Iowa sperti dilansir CNN.
Tugas dari lomba yang telah menginjak tahun ketiga itu tidak biasa. Pada ronde pertama peserta diminta mengetik SMSsambil menggunakan penutup mata dan bahkan sambil bergerak-gerak.
Bukan hanya kecepatan dan akurasi, peserta juga diuji pengetahuannya mengenai singkatan atau akronim. Namun, Moore dapat melalui itu semua. Pada pertandingan final Moore berhadapan dengan Dynda Morgan, 14 dari Savannah, Georgia. Moore lebih cepat dalam menyelesaikan soal dengan akurat. Tidak ada kesalahan yang dibuatnya baik dalam ejaan, singkatan, tanda baca, maupun huruf kapital. Seperti singkatan PAW yang jawabannya adalah Parents Are Watching.
Hampir saja Moore kalah karena dia hampir lupa mengirimkan hasil ketikannya. Soal terakhir dari lomba yang diselenggarakan dua hari, Senin, 15 Juni dan Selasa, 16 Juni itu berbunyi, “Zippity Dooo Dahh Zippity Ayy…MY oh MY, what a wonderful day! Plenty of sunshine Comin’ my way….Zippitty Do Dah Zippity Aay! WondeRful Feeling Wonderful day!”.
Jordan Rowe, 21 yang menempati posisi keempat gagal dalam akurasi mengetik “Which wicked witch wished which more wicked witch in the well?”. Mengetik kalimat atau kata pendek sekali-sekali bisa berbahaya. Saya merasa seperti akan mati,” tuturnya.
Kemenangan itu bisa dibilang mengagumkan. Karena dia baru saja menggunakan telepon genggam delapan bulan lalu. Tetapi dia sudah terbiasa mengirimkan 14.000 teks per bulan. Moore menjelaskan kebiasaannya itu via sms ketika ditanya oleh CNN.
“Uhh (saya dapat mengirim) sekitar 400-500 sehari, rata-rata 12.014 ribu per bulan,” ungkap Moore.
Ketika ditanya apakah jempolnya sakit, dia hanya menjawab dengan gurauan. “Hahaha sama sekali tidak (sakit).”
Kebiasaan mengirim teks itu tidak membuat Moore kehilangan waktu untuk berosialisasi dengan teman-temannya. Dia juga memiliki waktu bermain ketika istirahat dan pada waktu akhir pekan bersama teman-temannya. Hal itu lebih menarik perhatiannya ketimbang melakukan komunikasi via internet. Moore juga merupakan salah seorang murid yang pintar di kelasnya. Tetapi karena kebiasaannya itu, sekali-sekali teleponnya pernah disita oleh pihak sekolah.
Alasannya mengetik SMS selama ini adalah untuk berdiskusi dan membahas pelajaran dan ujian dengan teman-temannya. Menurutnya akan lebih baik pesan diungkapkan melalui teks karena temannya bisa melihat kembali pesan yang diketiknya.
Di sisi lain ibunya telah mengetahui kebiasaan Moore. Bahkan seringkali ibunya dipusingkan dengan tagihan telepon yang seringkali membengkak. Karena itulah kememangan Moore dalam lomba yang diselenggarakan LG di New York itu tidak mengherankan ibunya.
“Saya tidak bisa mengawasinya setiap waktu, itu sentuhan yang konstan,” ujar ibu Moore seperti dirilis CNN. “Biarkan anakmu mengetik sms selama makan malam! Biarkan anakmu mengetik (sms) selama di sekolah! Anakmu bisa memenangkan sejumlah uang dan publisitas serta telepon (baru),” ujar pihak sponsor seperti dikutip Daily Mail.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar